Tentang Musik.

Dulu hal yang sangat kusukai.
Tiada hari tanpa mendengarkannya.

Pada awalnya aku pernah berkata ingin meninggalkannya setelah lulus kuliah.
Namun lama kelamaan, hari itu tiba.
Hari di mana hidayah menyapa.

Yakin sekali aku masih hidup hingga lulus kuliah?
Rasa takut akan kematian, dan tanda-tanda yang muncul dari Allah seakan menjadi isyarat.
Bahwa aku harus segera meninggalkannya.

Di saat hidup mulai lebih tenang dengan tanpa musik, banyak ujian Allah datang.
Lingkungan yang penuh dengan musik, membuatku agaknya terganggu.

Teringat saat masih maba dulu, ada acara penyambutan untuk maba.
Aku pertamanya ikut karena beberapa hal, namun saat musik dengan keras diperdengarkan, ditambah dengan kemenyan atau dupa di sana.
Aku merasakan hal ini tak beres.
Aku merasa tak nyaman.

Aku memutuskan untuk lari dan kembali ke kosan.
Seorang temanku yang sekarang sudah rahimahallah bertanya kepadaku, "Kenapa kamu lari?"
Dan aku pun menjawab "Karena di keyakinan ku tidak boleh mendengarkan musik".

Rasanya tak nyaman, gelisah. Aku takut jika hanya mengingkari dalam hati saja.
Beberapa kali mendapat kejadian yang sama. Hingga akhirnya mulai semester 3 aku menjadi mahasiswa pasif yang tidak terlalu ikut kegiatan, karena menghindari musik.

Berat memang saat meninggalkan.
Namun saat terlanjur nyaman tanpanya, ujian dari Allah selalu datang bertubi-tubi.

Hingga sekarang pun, aku masih di tahap sering mengingkari dalam hati, di mana itu adalah selemah-lemahnya iman.

Semoga Allah selalu memberi hidayah padaku dan orang-orang yang sedang membaca ini.

—Rihlatul-Amal
Sabtu, 18 September 2021
Di Kota Malang.

Comments

Popular posts from this blog

Allah, Bantu Aku.

Tak Sesederhana Yang Terlihat.

Sisa Dari Takdir