Menjadi Mahasantri: Kuliah Tak Menghalangiku Menuntut Ilmu Syar'i

Pernah dengar istilah “Mahasantri”? Aku pribadi belum tahu siapa yg pertama kali mempopulerkan/menciptakan istilah ini, namun yang pasti salah satunya kuketahui istilah ini dari judul buku karangan Ustadz @mabduhtuasikal hafidzahullahu. Juga kembali kubaca saat membaca buku karya ukhti @fatimahadining berjudul “To Be A Mahasantri.”
Istilah Mahasantri ini sendiri adalah gabungan dari kata “Mahasiswa” dan “Santri”. Yang artinya meskipun sedang kuliah dan berstatus sebagai mahasiswa, juga berstatus menjadi santri. Walaupun memang tak mengenyam pendidikan formal di pondok pesantren.

Lalu di manakah belajar agamanya? Belajar agamanya melalui asatidz yang diketahui tsiqoh keilmuannya baik melalui kajian atau pembelajaran bertahap, baik secara offline di Masjid maupun secara online. Dan hal inilah yang juga kurasakan selama menjadi mahasiswa selama 4 tahun lebih kemarin. 

Meskipun jurusan kuliahku adalah jurusan umum, ini tak menghalangiku belajar ilmu syar’i. Jika waktu pagi hingga sorenya kuhabiskan untuk perkuliahan di kampus, maka aku dapat memanfaatkan waktu Maghrib-Isya’ untuk belajar agama juga memperbaiki bacaan Al-Qur’anku. Dan lebih menyenangkannya karena belajar agama melalui kajian ilmu yang disampaikan selalu bersambung, sehingga rasanya sayang jika ada pertemuan yg terlewatkan.

Seringkali mempelajari ilmu dunia saja dapat membuat jenuh dan membuat lalai, namun saat kembali lagi ke Masjid rasanya hati yang kotor itu disirami lagi dan lagi, sehingga lebih bersih dan segar kembali. Meskipun disambi belajar ilmu syar’i, perkuliahanku pun juga dilancarkan oleh Allah untuk selesai tepat waktu. Alhamdulillah.

Akan tetapi, kuliah di jurusan umum bukan berarti itu tak berguna untuk akhiratku. Sebab seperti perkataan Ustadz Raehanul Bahraen dalam bukunya “Manajemen Waktu Belajar Ilmu Agama”, ternyata setiap profesi itu punya jalan jihadnya masing-masing. Mungkin beliau sebagai jurusan kedokteran bisa berdakwah melalui ilmu kedokterannya yang sesuai hukum Islam, maka aku juga bisa memanfaatkan ilmu jurusanku untuk berdakwah melalui visual dan semoga apa yg kubagikan dapat menjadi pahala jariyah sepeninggalku kelak, aamiin.

#30HariBercerita #30hbc24 #30hbc2403

—Rihlatul-Amal
Rabu, 3 Januari 2024.
Di Kota Mataram.

Comments

Popular posts from this blog

Allah, Bantu Aku.

Tak Sesederhana Yang Terlihat.

Sisa Dari Takdir