Posts

Showing posts from August, 2021

Bersabar Menahan Nafsu Dunia

Image
Bahwa. Menggapai surga memanglah sesulit itu. Menjadi orang yang beriman, bukan hanya tentang pengakuan saja. Akan tetapi, bagaimana implementasi kita di keseharian. Nafsu syahwat, sangatlah banyak. Nafsu akan dunia, goda-godaan berat akan hal yang sementara. Hal yang dulu kusukai.  Mendengar musik, Bernyanyi, Menonton film, Bermain game, Menggambar makhluk hidup, Mengunggah foto diri,  Chat dan interaksi berlebihan dengan bukan mahram, Campur-baur atau ikhtilat, Dan banyak lagi Hal yang asik, sangat seru pikirku. Akan tetapi, apakah Allah suka? Memangnya bisa aku mendapatkan surga jika tetap melakukan hal-hal itu? Amalku, belum cukup. Sedangkan waktu ini terbatas. Dan di waktu terbatas ini, kupergunakan untuk menyia-nyiakannya. Betapa percaya dirikah aku bisa masuk ke dalam surga-Nya? —Rihlatul-Amal Senin, 9 Agustus 2021. Di Kota Mataram, Pulau Lombok.

Yang Tampak ≠ Keadaan Sebenarnya

Image
"Yang tampak tak berarti sama dengan keadaan sebenarnya." Artinya, tak bisa menilai sesuatu hanya dari tampaknya saja. Dibalik yang tampak itu, ada berbagai kisah yang kita tak pernah tahu. Keadaan yang bisa jadi berbeda jauh dari sekadar tampaknya. Mirip " Jangan menghakimi buku dari sampulnya" , tetapi makna ini lebih luas. Bukan sekadar sampulnya saja, yang tampak bisa jadi lebih banyak. Apalagi yang tak tampak, tentu jauh lebih banyak. Yang tampak, lebih seperti.. apa yang ingin ditunjukkan kepada orang lain. Yang biasanya, hanya menunjukkan versi terbaik. Rasa lelah, rasa sakit, rasa sedih tak ditunjukkan. Tampak sangat kuat, padahal sebenarnya tidak. Berlaku juga untuk sebaliknya. Kita tak pernah tahu keadaan sebenarnya dari apa yang ditampakkan orang lain, sebelum kita benar-benar tahu . Bukan hanya sekadar klaim pula, namun benar-benar tahu. Dan kau tahu? Allah lah yang paling mengetahui keadaan seorang hamba-Nya, bahkan di saat hamba itu tak meyakini ba

Jawaban Istikharah, Memahami Takdir Allah.

Jika Allah berikan kelancaran dari suatu keraguan, atau memberi jalan yang lebih baik. Maka itulah jawaban dari do'a dan istikharahmu. Percaya pada setiap takdir Allah, dan dengan meyakini takdir, maka kita akan tenang menjalani hidup. Istikharah bukan hanya tentang keraguan akan jodoh atau pasangan, bahkan hal-hal yang biasa orang anggap sepele. Terkait kehidupan, terkait masa depan. Ingin melanjutkan pendidikan atau tidak?  Judul skripsi apa yang harus diambil?  Kerja lebih baik di sini atau tidak? Pergi ke sini atau tidak? Tinggal di sini atau di sana? Jika beli ini, ada mudharat atau tidak? Semua hal, patut untuk meminta pada Allah. Hal-hal yang terkesan sepele pun, jika tanpa adanya pertolongan Allah, kita tak akan sanggup untuk menggapainya. Perkuat tauhid pada Allah. Yang paling patut diingat: Jawaban istikharah bukanlah dari mimpi . Apalagi, di masa sekarang mimpi tidak bisa asal tafsir. Kita tak pernah tahu yang mana mimpi yang berasal dari Allah, atau hanya bunga tidur da

Menjaga Hati

Menjaga bukan hanya dari tidak berinteraksi, tidak chattingan, tidak menatap dan lain-lain. Akan tetapi juga tidak memikirkan , Karena pikiran bisa berlanjut pada zina hati . Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan . Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR

Minimalism In Islam

I like how minimalist lifestyle in a line with Islam shari'a.  Because everything that we do will be counted, every stuff we have, every behaviour, and etc.  This minimalist life taught us to carefully when we buy something. If it just for wish, not need. We must not buy it. On the Qur'an, Al-Isra' verse 27 , Allah said :  إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا "In fact, the wasters are devoted brothers and devils are very disbelievers to their Lord." This shows that waster is one of despicable deed, because the devils/syaitan is the one who invite people to do it. And the waster also counted as kufr for Allah's favor. From Abu Hurairah, he said that the Prophet ﷺ said, "Surely Allah supplies three things for you and is angry when you do three things. Allah is pleased if you worship Him and not associate Him with anything. And (Allah is pleased) if you hold on to Allah's whole rope, and you a

Memberi Udzur

Kesalahan yg tidak sengaja atau tidak disadari tidak dihitung sebagai dosa di sisi Allah Ta’ala.  Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ : “Sesungguhnya Allah telah memaafkan ummatku yang berbuat salah karena tidak sengaja , atau karena lupa , atau karena dipaksa ” (Hadist Shahih. HR Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356) Kadang penting untuk kita memberi udzur kepada orang lain saat melakukan kesalahan. Mungkin dia lupa, khilaf, atau tak sengaja. Atau bahkan terpaksa. Manusia itu tidak luput dari dosa, begitu pula yang menulis dan membaca ini. Jika memang merasa terganggu, baiknya menasihati secara empat mata langsung kepada orangnya. Dan nasihat itu dapat pula sebagai wujud kasih sayang agar menjadikan orang tersebut lebih baik. Karena sekali lagi, bisa saja ia bahkan tidak sadar yang ia lakukan salah. Jadi tugas kita adalah meluruskannya kembali. Memang kita tidak bisa menebak respon penerima nasihat, mungkin ada yang tetap acuh, mungkin ada yang menerima, atau mungkin ada yang marah dan meng

Aib Orang Lain

Saat ingin berbicara perihal aib orang lain, ingatlah bahwa kita diwajibkan untuk menutupi aib saudara kita. Tutupilah aib orang lain seakan-akan kau menutupi aibmu sendiri. Jika kita buka aib orang lain, maka sama saja pelan-pelan aib kita pun akan terbuka. Naudzubillahimindzalik. Jangan menyerah untuk jadi orang baik, tahan.  Tahan dirimu dari berbicara yang tak perlu. Saat mulai khilaf, istighfar dan berusaha untuk tak mengulanginya lagi. Bila ada yang mengajakmu membicarakan aib orang lain, maka ingatkanlah ia.  Jika tak bisa, diam dan hiraukan. Bahkan bila perlu, pergilah saat mereka mulai melakukannya. Karena tak jarang, saat kita masih berada di situ kita dapat mengikuti pembicaraannya. Dan tentu, hal ini sangat tak baik. Apakah kau tega memakan bangkai saudaramu sendiri? Apakah kau mau merelakan amalan sunnah yang telah berlelah lelah kau kerjakan terbuang percuma, hanya karena disumbangkan kepada orang yg kau bicarakan? Tentu tidak kan.. maka usahakan untuk tak mengulanginya l

Memperbaiki Niat

Oh niat..  Mengapa memperbaikimu sulit sekali? Di era sosial media ini, niat sangat-sangat diuji.. Hanya demi like. Hanya demi dilihat oleh orang orang tertentu. Hanya demi pencitraan.  Hanya demi tampak sholeh/sholehah. Padahal, jika kita berharap pada manusia. Itu cuma sementara. Mengapa terlalu berharap pada mereka? Mengapa pedulikan mereka? Mereka cuma makhluk Allah. Mereka itu hanya makhluk biasa, tidak bisa beri kita apa-apa. Tidak seperti Allah Yang Maha Kaya.  Harusnya kita itu cuma berharap sama Allah. Niat ibadah dan dakwah hanya karena Allah. Kalau karena dunia dan manusia,  Semu... Semu... SEMU! Jika niat kita bukan karena Allah, kita tidak tahu keadaan hati kita. Mungkin saat kecewa dengan manusia, hati akan menjadi goyah. Perbaiki NIAT! Jangan berharap sama siapapun, kecuali Allah saja. Allah pasti tahu yang terbaik, tak perlu pedulikan manusia lagi. Cukup niatkan untuk Allah ta'ala saja. Tak mau kan lelah-lelah beribadah, namun amal itu tidak jadi diterima hanya kar

Blessed

Ya Allah, thanks for giving me good family and friends. Ya Allah I really love 'em so much. Pls bless 'em and I hope we can meet again later on the paradise. Ya Allah, I realized how patient my family are. How they can still good to me even tho I am really a rebel child back then. How they can still not hurt and leave me when knowing my flaws. I really love 'em. I wanna be a good child and be shalihah so I can enter the paradise. So I can invite 'em to paradise too. Ya Allah please always give us guidance (hidayah) and protect us in any circumstances. We are people, so we make mistakes sometimes.  Please forgive us. Please let all of us die in this manhaj salaf. For my good friends, thank for always be there on happy and sad event. Thanks for always there when I am on my lowest.  When I make trouble and mistakes, ya'll still don't leave me and also remind me to not do that again. Thanks you very much.  I hope Allah bless you all too. —Rihlatul-Amal January 27, 2

Konsekuensi CINTA

Image
Menikah memang bukanlah hal yang mudah. Tak sekadar mengungkapkan rasa, namun ada konsekuensi di baliknya. Ketika menikah, seorang gadis dipisahkan dari orangtua dan saudara-saudaranya. Ketika menikah, ta'at kepada suaminya lebih utama daripada ke orangtuanya. Ketika menikah, itu artinya seorang lelaki harus mampu membahagiakan gadis itu, sebagaimana gadis itu dibahagiakan oleh orangtuanya. Ketika menikah, ini bukan hanya tentang kita, ini bukan tentang hanya aku dan kamu. Tetapi ini juga tentang menyatukan 2 keluarga. Bukan hanya kita yang harus cocok, tetapi apakah kita saling cocok pada calon mertua masing-masing? Ketika menikah, seorang lelaki harus bisa menafkahi gadis ini. Tak punya pekerjaan tetap tidak apa, yang penting tetap bekerja. Karena semua rezeki sudah Allah tentukan. Ketika menikah, ini bukan hanya tentang rasa senang dan bahagia. Ketika setuju dengan pernikahan, artinya setuju dengan masalah dan konflik yang akan ada. Pun, menjadi jomblo tetap akan ada

Rasa Gundah dan Mulai Futur

"Ya Rabb apalagi salahku? Kenapa kau kembali mengujiku?" benakku. Aku tak sadar akan kelalaian diriku sendiri, dan bertanya-tanya kenapa aku diuji. Padahal aku lah yang mulai menjauh dari Mu, ya Rabb. Ya Rabb, maafkan hamba. Maafkanlah hamba yang penuh dosa ini. Maafkan hamba yang perlahan-lahan mulai kembali ke masa sebelum hamba hijrah. Untuk apa air mata yang hamba keluarkan saat berusaha meninggalkan semua itu? Jika setelahnya dengan mudah melakukannya lagi. Dunia oh dunia.. sampai kapan aku bisa bebas darimu? Mengejarmu tak ada habisnya. Aku lelah, aku gundah. Aku merasa sudah tak kuat menjalani ini sendiri. Niatku menjadi tak tentu, berubah-ubah. Aku takut jika niatku ini jadi kembali untuk manusia lagi, sungguh aku tak mau. Jadikanlah niat ini hanya untukMu ya Rabb, untuk akhiratku. Jujur, aku sangat takut jika kembali futur dan jadi tak istiqomah seperti dulu. Aku takut, maka aku perbaiki lagi ibadah sunnahku yang perlahan mulai kutinggalkan karena dunia.  Mungkin tak

Tentang Nasihat

Saat pertama mengetahui nasihat-nasihat itu, mungkin kau akan mengiranya sebagai sindiran. "Apa sih? Nasihat kan harus lembut dan halus, tidak seperti menyindir begitu?" Justru beruntunglah dirimu jika memikirkannya begitu, itu artinya Allah masih memberimu kepekaan terhadap dosa-dosa yang kau lakukan. Itu artinya sedikit-sedikit dirimu mulai menerimanya. Terkadang menerima nasihat itu berat memang, oleh karenanya ada beberapa tahap dalam diri manusia untuk menerimanya. Salah satu tahapan awalnya yaitu denial atau tak menerima, walau sebenarnya tahu yang dilakukan salah.  Akan tetapi mengatakan seolah itu tak apa dilakukan atau tak salah. Ketika telah sadar dan mengerti yang kau lakukan memang salah. Setelah kau sadar nasihat itu begitu berharga dan memang diberikan karena wujud kasih sayang pada dirimu. Kau pasti sangat bahagia, memiliki orang-orang yang peduli terhadap akhiratmu dan menginginkan bersamamu ke surga-Nya. Masyaallah. —Rihlatul-Amal 2 Juli 2019 dengan beberapa

Rest.

I just need rest. I just need 1 day or more. Were I am really don't go to anywhere. Just here. Skip all of life routines that all about dunya. Learn more about Islam and close to Allah. I want to leave from activities that I joined, that made me priority dunya over the deen. But I don't want to feel pressured when I don't do the task that I must to do. Holiday. Holy day. Graduation day. Please come fast. I need you. —Rihlatul-Amal November 20, 2018 At Malang

Bid'ah Seperti Minum Obat Tanpa Resep Dokter

Image
Bid'ah itu seperti minum obat tanpa resep dari dokter, Orang yang meminum obat memilih menambah dosisnya, dengan harapan obat tersebut dapat bekerja lebih cepat. Akan tetapi, bukannya lebih cepat sembuh, justru tidak ada pengaruh atau malah semakin parah. Ada juga yang punya berbagai alasan untuk tidak ke dokter dan memilih langsung minum saja, asal niatnya bisa sembuh. Padahal, mereka tak bisa mudah sembuh tanpa resep dokter yang sesuai. Begitu pula orang yang melakukan bid'ah. Mereka berharap, dengan menambah amalan tanpa dalil itu mereka mendapat pahala yang berlipat-lipat. Nyatanya, pahala pun tak mereka dapatkan sama sekali karena amalan tersebut telah tertolak. Sehingga yang dikerjakan menjadi sia-sia , dan justru menjadikan mereka semakin jauh dari jalan yang Haq lagi lurus. Sebagian yang lain berkata, tak apa melakukan amalan tanpa anjuran dari Rasulullah ﷺ, asal niatnya baik. Padahal niat baik saja tidak cukup, tetapi harus sesuai petunjuk dari kitabullah

Diriku

Aku memang bukan orang yang putih bersih tanpa dosa. Aku adalah manusia yang sering khilaf. Manusia yang sering lupa akan Rabb-Nya. Mungkin orang orang memandangku sebagai "orang yang baik" Itu semua karena Allah telah menutupi aibku. Walau aku terkadang melakukan dosa, maksiat, khilaf.  Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menguranginya . Sebisaku. Hingga akhirnya aku terbiasa untuk tidak melakukannya lagi. Aku selalu berharap, bisa meminimalisir dosa dosa yang kuperbuat, atau kalau bisa menghilangkannya. Sehingga aku tidak akan dihisab di hari perhitungan nanti dengan maksiat dan dosa yang lebih banyak dibanding amal dan pahalaku. Sungguh aku malu terhadap Allah jika hal itu terjadi. Naudzubillahimindzalik. Semoga Allah yang Maha Membolak-balikkan hati ini selalu meneguhkan imanku. Bismillah💕 —Rihlatul-Amal 8 Februari 2019 Di Kota Malang

Better To Start Again

 ﷽ Alhamdulillah biidznillah Allah made it easier for me to starting my blogging journey again, after very long hiatus. I decided to made a new blog instead of using my first blog. I thought that my previous blog has very random things, i want this new blog to be clean. And I decided to not removing the first blog, it has lots of memories there. The memories and experience that delivers me to be who am I now.  Maybe I will still continue writing on that blog with the theme that fit on it (like my hobbies).  This blog is more about fawaidh/benefit that I got, motivation, quotes, etc. It's more about da'wa/preach, something that makes you want to be better, and hoping for not giving up, staying alive. That's why I choose the name of this blog: Journey of Hope or Rihlatul Amal in Arabic. Oh before of that, I want to tell a bit. I am still active to write, although i am rarely writing on blogger again. I mostly write to keep it private to myself only, like on the diary journa