Aku, Lulus?

Tepat pada 2 hari lalu, di tanggal yang cukup cantik, 21.12.22. Setelah berbagai drama, suka-duka, tangisan, aku sedikit-sedikit mulai meraih suatu langkah baru dalam perkuliahanku.

Ya, aku baru saja melaksanakan sidang di hari itu.
Sebelum mendapati hari itu, semenjak awal bulan Desember aku benar-benar mengerahkan segala tenaga dalam diriku untuk mengejar semuanya agar bisa sidang di semester 9 ini.
Tidurku tak beraturan, makan juga hanya satu kali sehari, paling banyak dua kali.
Aku benar-benar tidak bisa hidup berjalan lambat seperti sebelum-sebelumnya.
Fase ini, kunamakan autopilot, sebab aku benar-benar tidak bisa berpikir secara normal. Tidak bisa overthinking seperti biasanya. Aku seperti hanya benar-benar fokus berikhtiar terhadap hal yang sedang kuusahakan.
Seolah-olah Allah menggerakkan tubuhku begitu saja, untuk menggapai salah satu qadhanya.

Setelah makin dekat ke hari sidang, aku benar-benar tidak bisa merasakan apa-apa. Aku tidak berekspektasi terhadap apa-apa. Tidak ada rasa bahagia, pun tidak ada rasa sedih, cemas, takut dalam diri. Benar-benar berada di pertengahan.
Namun, saat sehari sebelum sidang barulah aku merasakan hal itu. Rasa jantung yang berdebar-debar baru kurasakan. (Hingga aku berpikir apakah aku jatuh cinta dengannya, skripsi? Haha)

"Apakah kehidupan autopilotku mulai berhenti?"
Akan tetapi, lagi-lagi tubuhku tetap Allah gerakkan secara otomatis. Hingga saat sidang pun, rasanya masih seperti mimpi. 
Menghadapi pertanyaan-pertanyaan dosen, rasanya seperti mimpi.
Bahkan saat selesai, dan dosen mulai meninggalkan ruangan, aku merasa memiliki perasaan yang aneh.

Aku merasa, seperti aku tak pantas berada di ruangan itu.
Aku merasa, hasil skripsiku masih sangat buruk.
Aku merasa, memakai slempang gelar tidak pantas untukku.
Aku merasa, ucapan selamat dari orang lain tak pantas untukku.

Oleh karenanya aku masih tak percaya, "Aku, lulus?"
"Apa aku benar-benar telah menyelesaikannya dengan benar?"
"Apa aku sebenarnya memang sudah siap?"
"Bagaimana jika aku sebenarnya belum lulus sidang?"

Padahal, ini benar-benar hal yang kuinginkan sejak beberapa bulan lalu. Apalagi, perkuliahan ku bertambah satu semester dari yang wajarnya hanya delapan semester.
Namun, oh lagi-lagi aku bersyukur Allah takdirkan aku bertemu dengan teman-teman yang baik. Hingga berkali-kali rasa insekuritas itu muncul, mereka meyakiniku bahwa itu adalah hal yang wajar, dan beberapa pikiranku adalah salah.

Aku tak tahu apalagi yang aku hadapi hari esok, aku hanya ingin segera keluar dari sini dan bisa bebas melakukan hal-hal yang aku inginkan.
Semoga Allah mudahkan aku untuk merevisi hasil sidang, bisa segera yudisium, dan mendaftar untuk wisuda. 
Dan semoga Allah mudahkan segala urusan orang yang sedang membaca tulisan ini. Aamiin.

—Rihlatul-Amal
Jum'at, 23 Desember 2022.
Di Kota Malang.

Comments

  1. Awww I'm glad you've come this far babe! Sorry for the late Repliesx huhu :')
    I'm so happy and proud of you!

    May Allah grant u ease and happiness all along

    Best hug and kisses ❤❤❤❤
    R

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masyaallah it's okay honeyy. Thank you so much, may the pray be back to you too💖

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Allah, Bantu Aku.

Tak Sesederhana Yang Terlihat.

Sisa Dari Takdir