Senyuman Yang Lepas

Senyuman itu mulai hilang dari raut pipinya.
Sudah lama rasanya tak melihat senyumnya yang benar-benar tersenyum lepas.
Kemanakah senyum itu pergi?
Apakah dunia terasa begitu tak membahagiakan baginya?
Ataukah Ia merasa kebahagiaan yang Ia rasakan akhir-akhir ini, tak pantas untuk diberikan senyuman?

Ah, ternyata kebahagiaan yang Ia rasakan hanyalah sebuah kesemuan.
Terkadang Ia pun tak bisa membedakan, yang mana kebahagiaan palsu dan yang mana kebahagiaan sebenarnya.
Rasanya sulit untuk membedakannya.

Senyuman yang selama ini Ia torehkan, ternyata juga hanyalah senyuman palsu.
Untuk menyembunyikan rasa tak bahagia dalam dirinya, 
Untuk memperlihatkan dunia seolah Ia masih baik-baik saja.

Ia masih berharap, suatu saat Ia dapat kembali memberikan senyuman yang lepas dan tulus dari lubuk hatinya.
Tentunya, hanya dapat Ia keluarkan jika memang Ia merasakan kebahagiaan yang sebenarnya.
Namun kapannya Ia masih tak tahu.

Yang pasti, Ia masih terus berusaha untuk berharap pada Allah ta'ala. 
Meskipun sulit, meskipun sering kata menyerah terlintas di lubuk hatinya.
Dan hanya kepada Allah Ia meminta pertolongan.

—Rihlatul-Amal
Kamis, 27 April 2023.
Di Kota Mataram.

Comments

Popular posts from this blog

Allah, Bantu Aku.

Memulai Kembali

Tak Sesederhana Yang Terlihat.