Dalam Kesunyian

Di keramaian, Ia memperlihatkan canda tawa bak tak terjadi apa-apa.
Bercengkerama bersama teman-temannya seperti biasa.

Ia dikenal sebagai orang yang ceria, pembawa kebahagiaan dan pencair suasana dari yang sebelumnya canggung.

Ia selalu berusaha menciptakan kenangan baru dengan teman-temannya.
Tak ada satu hari pun ingin Ia lewatkan dengan sia-sia.
Ia dikenal sebagai orang yang selalu menyemangati dan peduli dengan orang-orang di sekitarnya.

Namun, dalam kesunyian Ia menyembunyikan kesedihan dan kesengsaraan.
Dalam kesunyian dan keheningan, air mata sering jatuh membasahi pipinya.
Dalam kesunyian, ternyata Ia menyimpan hal-hal yang tak bisa diungkapkan kepada orang di sekitarnya.
Menutupi dirinya, setelah lelah berinteraksi dengan banyak manusia.
Dalam kesunyian, Ia merasakan kepedihan.

Terkadang Ia berpikir, "Apakah ini semua tersebab dosaku, Ya Rabb?"
Ia sadar, terkadang berkeluh kesah pada manusia tak semua dapat memahami.
Ia menyembunyikan semua seakan masih baik-baik saja.
Dan tentu, Ia paham hanya kepada Allah saja Ia dapat menemukan ketenangan.
Allah yang paling paham tentang apa yang Ia rasakan.

—Rihlatul-Amal 
18 Maret 2023.
Di Kota Mataram.

Comments

Popular posts from this blog

Allah, Bantu Aku.

Tak Sesederhana Yang Terlihat.

Sisa Dari Takdir