Faidah Kajian Offline

Di antara faidah mengikuti kajian offline, yaitu selain dapat melihat langsung akhlak dan adab dari ustadz yang membawakan materi, kita juga bisa melihat dan meniru adab dan akhlak dari thalibul 'ilmi di sekitar. 

Ibu-ibu yang masih semangat untuk mencatat materi, padahal di satu sisi harus menjaga anak yang dibawanya.
Maka, ini memberikan suatu faidah, bahwa memiliki anak bukanlah penghalang untuk menuntut ilmu.
Sebab, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ 
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim". 
(HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)

Teman-teman yang senantiasa semangat untuk mencatat dan membagikan catatan apabila kita terlewat menulis. Serta membantu meminjamkan kitab apabila kita belum punya atau tidak membawa.
Ghirah mereka dalam menuntut ilmu juga memberikan kobaran api semangat pada diri. 
Selain itu, mereka mencatat agar ilmu itu senantiasa tertancap di pikiran dan hati mereka. Sehingga ilmu juga lebih mudah diterapkan dalam keseharian.
Mencatat ilmu juga dianjurkan oleh Rasulullah 

 قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ
 “Jagalah ilmu dengan menulis.” 
(Shahih Al-Jami’, no.4434. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Tak jarang pula, kita pun dapat meniru apa yang mereka pakai.
Pakaian mereka yang panjang, berwarna gelap atau bahkan hitam. Jauh dari kata tabbaruj.
Mereka sangat meniru pakaian para salaf terdahulu, yang berwarna hitam bagaikan gagak dan panjang menutupi seluruh tubuh demi menjaga aurat mereka.
Sebagaimana hadits dari Aisyah yang menceritakan bahwa sesudah turunnya ayat hijab, para perempuan anshar keluar dari rumah-rumah mereka seakan-akan di kepala mereka terdapat burung gagak yang tentu berwarna hitam. (HR. Muslim)
Sering pula kain hitam menutup alis dan wajah mereka, menyisakan kedua bola mata yang dapat terlihat. Sebagaimana ummul mukminin 'Aisyah yang juga menutupi wajahnya. 
Dari Abdullah bin ‘Umar, beliau berkata, 

 لما اجتلى النبي صلى الله عليه وسلم صفية رأى عائشة منتقبة وسط الناس فعرفها 
“Tatkala Nabi  memperlihatkan Shofiyah kepada para shahabiyah, beliau  melihat Aisyah mengenakan cadar di kerumunan para wanita. Dan beliau  mengetahui kalau itu adalah Aisyah dari cadarnya.

Meskipun, saat di tempat akhawat yang telah tertutup hijab dan jauh dari pandangan lelaki, mereka membuka kain itu dan memperlihatkan senyum ramahnya.
Sebab, mereka pun tahu bahwa menyebarkan senyuman pada sesama muslim dapat dihitung sebagai sedekah.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, 

 تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ 
 “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu"
(HR Tirmidzi, Ibnu Hibban, dll. Dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban dan dinyatakan hasan oleh At-Tirmidzi dan Syaikh Al-Albani)

Mereka menyapa kita, yang saat itu mungkin masih berpakaian bercorak ataupun warna-warni.
Yang mungkin, khimarnya masih pendek. Tak sepanjang mereka yang biasanya di bawah paha hingga betis.
Mereka tak memberikan tatapan sinis pada yang berbeda dengan mereka. Mereka tetap berakhlak baik pada sesama, mencerminkan indahnya adab & akhlak sesuai sunnah kepada orang awam.

Mereka pun tak ragu untuk mengingatkan apabila terdapat kesalahan dalam sholat yang kita lakukan.
Hal ini karena mengingatkan sesama muslim juga adalah kewajiban.

Masih dengan keramahannya, setelah kajian berakhir, mereka mempersilahkan kita untuk ikut menyantap bersama hidangan yang diberikan ustadz yang membawa materi.

Adab & akhlak yang mereka miliki, memberikan banyak hikmah pada diri. Memunculkan keinginan di hati untuk menjadi sama seperti mereka.

Hal-hal ini, tentunya tidak bisa didapati jika mengikuti kajian online saja.

Semoga Allah senantiasa memberikan kita taufik dan hidayah.

—Rihlatul-Amal
Kamis, 20 Januari 2022 dengan beberapa tambahan.
Di Kota Mataram.

Note : Foto dokumentasi pribadi, di salah satu Masjid Sunnah di Kota Malang. Foto diambil saat kajian sedang tidak berlangsung.

Comments

Popular posts from this blog

Allah, Bantu Aku.

Tak Sesederhana Yang Terlihat.

Sisa Dari Takdir