Memahami Takdir Allah

Terkadang kita harus percaya bahwa apa yang Allah siapkan untuk kita itu lebih baik, daripada apa yang kita ekspektasikan.

Dengan mencoba untuk menurunkan ekspektasi serendah-rendahnya.

Ketika realita yang terjadi di depan mata rendah, rasa sakitnya tidak akan terasa terlalu pedih.
Namun jika realitanya lebih dari yang diekspektasikan, maka kita akan lebih mudah bersyukur.

Kita akan semakin banyak bergumam, "Oh, ternyata ini maksud Allah dari semua hal yang selama ini kupinta dan kuharapkan?"

Mencoba untuk lebih menikmati semuanya tentang masa depan, tak ada lagi kekhawatiran berlebih yang dirasakan.
Sebab, besarnya rasa keyakinan (tauhid) pada Allah. Dengan mempelajari tauhid, hati menjadi tenang meyakini tentang iman kepada Qadha & Qadar Allah.
Semua takdir Allah, memang mengandung hikmah.

Tanpa pertolongan Allah, kita hanyalah makhluk yang lemah.
Kita hanya bisa berikhtiar semampunya, menjalani kehidupan dengan tetap menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Namun, hasil akhirnya tetap Allah yang menentukan. 
Oleh sebab itu, setelah ikhtiar kita harus tetap berdoa pada Allah,  kemudian menyerahkan hasil akhirnya pada Allah dengan bertawakal.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

—Rihlatul-Amal
Selasa, 25 Oktober 2022.
Di Kota Malang.

Comments

Popular posts from this blog

Allah, Bantu Aku.

Tak Sesederhana Yang Terlihat.

Sisa Dari Takdir