Semakin Dewasa

Semakin dewasa, cita-citanya dari yang berorientasi keduniaan, sekarang semakin sederhana, sederhana, dan sederhana.

Semakin dewasa, cita-citanya yang lebih realistis.

Semakin dewasa, semakin merasa cukup dengan apa yang Allah beri.

Semakin dewasa, Ia makin paham jika bertindak sewajarnya itu lebih menenangkan.

Semakin dewasa, Ia mulai tahu bahwa terlalu berlebihan menanggapi sesuatu akan berlebihan pula kekecewaannya nanti. Dan tak semua hal perlu ditanggapi.

Tak berharap apa-apa, hanya mengikuti aliran kehidupan yang sudah Allah tetapkan.

Semakin dewasa, Ia mulai paham bahwa tak semua hal ternyata harus Ia tahu. Ada beberapa hal yang lebih menenangkan jika tidak diketahui.

Semakin dewasa, Ia sadar ternyata kebahagiaan pun bisa didapatkan dari hal-hal kecil di sekitarnya.

Semakin dewasa, Ia merasa lebih bahagia merasakan alur kehidupan yang terasa lambat. 
Merasakan hawa udara yang ada di sekitar, 
Merasakan suara-suara sederhana dari angin dan hujan atau nyanyian burung, 
Merasakan tegukan teh hangat yang Ia rasakan di hari itu,
Merasakan dunia sebagaimana mestinya.

Semakin dewasa, Ia mulai tahu cara mengelola emosinya lebih baik.

Semakin dewasa, Ia mulai mengerti bahwa teman yang mengenalnya ternyata lebih peduli padanya, dibanding yang tak terlalu mengenalnya.

Semakin dewasa, Ia makin paham bahwa semua yang terjadi terkandung hikmah di dalamnya.

Semakin dewasa, Ia sadar kehidupan dunia hanyalah sementara.

Tak perlu terlalu mengejar dunia, mengejar ridha Allah adalah yang paling utama. 

—Rihlatul-Amal
9 Oktober 2021 dengan beberapa tambahan pada Rabu, 24 Agustus 2022.
Di Kota Malang.

Comments

Popular posts from this blog

Allah, Bantu Aku.

Tak Sesederhana Yang Terlihat.

Sisa Dari Takdir